Motivation

The Blind Side & The Prusuit Of Happiness: Dua Film yang Sarat Akan Makna

Mengambil sebuah pelajaran tidak melulu dari kata-kata bijak ataupun kata motivasi. Lagu juga film bisa menjadi tempat untuk mengembalikan motivasi kamu. Apa saja film yang sarat akan makna? Yang dapat kamu tonton, sehingga bukan cuma terhibur tetapi juga mendapat hikmah setelahnya.

Tempat wisata Malang dengan Konsep Unik2

Sponsor: kezia skin expert

  1. Film The Blind Side

Sinopsis (diambil dari blog pribadi milik Ekky Gusti Prasetya):

Menonton film The  Blind Side yang dibintangi  Sandra Bullock,  seperti menonton film drama Hollywood yang penuh liku-liku dan diakhiri sebuah akhir. Namun kisah ini bukan karangan Hollywood, melainkan sebuah kisah nyata yang terjadi baru-baru ini.

Kisah ini dimulai  dengan Michael Oher, seorang remaja keturunan Afrika Amerika, yang diambil dari pengasuhan ibunya waktu kecil karena ibunya seorang pecandu narkoba. Tidak berprestasi di sekolah, Michael berprestasi  di bidang olah raga, dan memiliki nilai yang tinggi dalam offensive. Singkat cerita, seseorang yang sementara menampungnya, mendaftarkan Michael pada sebuah sekolah swasta. Pada saat itulah nasib mempertemukannya dengan keluarga Anne-Leanne Tuohy, seorang perempuan berkulit putih, yang juga menyekolahkan anak-anaknya di sana.

Keluarga Leanne Tuohy menerima  Michael sebagai anggota keluarga mereka. Setelah pindah ke rumah Leanne, prestasi Michael mulai seimbang di bidang akademis maupun di bidang olah raga karena  bantuan seorang tutor yang disediakan Leanne.  Menjelang tamat SMA, tawaran beasiswanya dari berbagai  universitas mulai berdatangan karena kehandalannya sebagai posisi offensive tackle dalam tim football sekolahnya.

Sandra Bullock  yang memerankan Leanne Tuohy yang murah hati,  tidak mengetahui kisah Michael  Oher sebelum menerima  tawaran main dalam film The Blind Side. Baru kemudian dia membaca bukunya yang terbit tahun  2006 dan cuplikannya dimuat  dalam surat kabar The New York Times.

Kepada the Today Show di NBC,  Sandra mengatakan ia tadinya pesimis dapat mengkontribusikan sesuatu yang berarti dalam film ini, karena ia sama sekali tidak memiliki pengetahuan  tentang olah raga football.  Ternyata, ia banyak  belajar tentang football ketika membaca  bukunya dan juga belajar soal rasa sosial,  karena memerankan seorang dermawan yang memberi tanpa batas.

Film ini kaya dengan penggambaran realitas sosial di Amerika Serikat, di mana ras masih kerap menjadi pengganjal dan  pemisah antarwarga. Walaupun pujian menghujani film ini untuk  pengangkatannya mengenai isu rasial,  namun tak pelak, muncul berbagai komentar yang mengkritik penggambaran tokoh berkulit putih sebagai pahlawan bagi rekannya yang berkulit hitam.

Film berakhir ketika Michael menjadi pemain proesional dan terkenal dan S.J. keluar ke lapangan bersama Michael.

Terlepas dari kritikan yang datang dari film tersebut, ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil yakni perbedaan tidak bisa menghalang seseorang untuk berprestasi dan bekerja sama. Selama ini kita sering merasa malu saat mempunyai perbedaan dengan selainnya. Padahal sesungguhnya perbedaan dapat menjadi sesuatu yang istimewa, yang bisa saja tidak dimiliki orang lain.

  1. Film The Prusuit Of Happiness

Sinopsis (diambil dari blog pribadi milik Ekky Gusti Prasetya):

Cerita film ini dimulai pada tahun 1981 di San Francisco, California. Linda dan Chris Gardner hidup di sebuah apartemen kecil bersama anak mereka yang berusia 5 tahun, Christopher. Chris ialah seorang salesman yang menghabiskan seluruh tabungan keluarga untuk membeli franchise untuk menjual scanner tulang (Bone Density Scanner) portable. Scanner ini memang mampu menghasilkan gambar lebih baik dari X-ray, tetapi kebanyakan dokter yang ditemui Chris beranggapan bahwa harganya terlalu mahal. Linda, istrinya, bekerja sebagai buruh di sebuah laundry. Keluarga kecil ini mulai terpecah ketika mereka menyadari bahwa mereka tak mampu membayar sewa rumah dan tagihan-tagihan yang semakin menumpuk. Keadaan diperparah oleh kebiasaan Chris yang memarkir mobilnya sembarangan. Karena tak mampu membayar surat tilang, mobil Chris akhirnya disita. Puncaknya, Linda pergi meninggalkan Chris dan pergi ke New York City. Awalnya ia hendak membawa serta Christopher, namun urung atas permintaan Chris.

Dalam keadaan putus asa, Chris tak sengaja berjumpa dengan seseorang yang membawa Ferari warna merah. Chris bertanya kepada orang itu, pekerjaan apa yang ia lakukan sehingga mampu membeli mobil mewah? Orang tersebut menjawab bahwa ia adalah seorang pialang saham. Sejak saat itu Chris memutuskan untuk berkarier sebagai pialang saham.

Chris menerima tawaran magang tanpa dibayar di sebuah perusahaan pialang Dean Witter Reynolds yang menjanjikan pekerjaan bagi peserta magang terbaik. Dalam masa magang yang tak dibayar itu, Chris mulai kehabisan uang. Akhirnya ia diusir dari rumah sewanya dan menjadi tuna wisma. Selama beberapa hari ia tidur di tempat-tempat umum, namun kemudian ia memutuskan untuk tidur di rumah singgah Glide Memorial Chruch. Karena keterbatasan tempat, mereka harus mengantri untuk mendapatkan kamar. Kadang mereka berhasil, kadang gagal dan terpaksa tidur diluar. Kemiskinan dan ke-tunawisma-an ini semakin mendorong tekad Chris untuk menjalankan tugas dengan giat dan mendapatkan pekerjaan di Dean Witter Reynolds.

Di akhir cerita, Chris berhasil menjadi peserta terbaik dan diterima bekerja di sana. Beberapa tahun kemudian, ia mendirikan perusahaan pialang sendiri, Gardner Rich. Pada tahun 2006, ia menjual sebagian kecil sahamnya dan berhasil mendapatkan jutaan dolar dari penjualan itu.

Dari film di atas mengajarkan kita jangan mudah berputus asa saat dalam kondisi sulit. Jika mau belajar kondisi sulit sebetulnya akan mengajarkan kita untuk terus berusaha keluar dari zona nyaman. Tokoh Chris menjadi salah satu inspirasi sebagai karakter yang pantang berhenti mencoba. Selama terus mencoba maka kesuksesan semakin dekat.

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top
$(window).load(function() { // The slider being synced must be initialized first $('.post-gallery-bot').flexslider({ animation: "slide", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, itemWidth: 80, itemMargin: 10, asNavFor: '.post-gallery-top' }); $('.post-gallery-top').flexslider({ animation: "fade", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, prevText: "<", nextText: ">", sync: ".post-gallery-bot" }); }); });