Fashion

Sejarah Perkembangan Fungsi Dasi, Bukan Sekedar Untuk Tampil Stylish

Tahukah bila dasi pada umumnya bukan sebagai pelengkap fashion seperti saat ini? Ditemukan dari beberapa sumber, terdapat sejarah munculnya dasi. Rupanya ada alasan di balik dasi diletakkan di leher. Menurut Asosiasi Aksesori Leher Amerika terdapat sejarah perkembangan fungsi dasi dari masa ke masa. Rupanya sejak zaman batu aksesori yang menghiasi leher dan dada pun telah ada. Waktu itu dasi memberi ciri pada kelompok pria dari strata tinggi.

Sejarah perkembangan fungsi dasi

Sponsor: dr rochelle skin expert

Berbeda di masa Romawi Kuno dasi dikenakan untuk melindungi leher dan tenggorokan—terutama oleh para juru bicara. Pada akhirnya prajurit militer Romawi juga ikut memakai dasi. Bukti dipakainya aksesori kain leher dapat dilihat di patung batu di makam kuno, Xian, Tiongkok.

Aksesori leher terkenal lainnya muncul pada masa Shakespeare tahun 1564 – 1616 yaitu ruff. Ruff adalah kerah kaku dari kain putih yang bentuknya serupa piringan besar melingkari leher. Agar bentuk tidak berubah, ruff sering dikanji. Namun lama kelamaan si pemakai merasa ruff menjadi bertumpuk-tumpuk sampai mencapai ketebalan beberapa sentimeter yang mengakibatkan iritasi.

Kemudian lahirlah cravat pada masa pemerintahan Louis XIV tahun 1660-an. Tetao, Kroasia lebih tepat disebut sebagai tanah asal dasi. Bahkan konon katanya dasi berasal dari nama negara Kroasia, tepatnya dalam bahasa setempat Hrvatska.

Hal tersebut sesuai dengan penuturan Francoise Chaile dalam buku La Grande Historie de la Cravate (Flamarion, Paris, 1994).

Sebagaimana aksesori leher di zaman batu, keindahan cravat dan cara mengikatnya dapat menunjukkan kelas si pemakai. Konon Beau Brummell-lah (1778 – 1840), yang banyak memengaruhi perkembangan mode. Ia bahkan memerlukan waktu berjam-jam untuk mengikat cravat-nya

Cravat dengan ujung yang panjang mulai menyerupai dasi di tahun 1860-an. Sewaktu muncul mode kemeja berkerah, dasi disimpulkan di bawah dagu. Lalu ujung panjangnya dibiarkan terjuntai di depan kemeja. Sementara dasi berbentuk kupu-kupu baru populer tahun 1890-an. Berkat kemajuan teknologi, saat ini dasi menjadi makin beragam desain, warna, dan bahan. Maka tidak heran apabila lebih dari 100 juta dasi menyerbu berbagai gerai dasi setiap tahun.

Wah… ternyata selama ini kita baru tahu mengenai fungsi dasi dari masa-ke masa, ya. Dari kisah di atas ternyata bentuk dan fungsi dasi mengalami perkembangan. Yang awalnya hanya menjadi ciri suatu strata, kemudian sebagai pelindung leher, serta saat ini sebagai pelengkap fashion.

Karena fashion, maka darinya dalam memilih dasi tentu tidak boleh sembarangan. Jika salah memilih, bukannya terlihat rapih dan apik, justru terlihat kurang enak dipandang. Sehingga anda harus pandai memilih dasi yang tepat. Jangan khawatir kami akan memberi tips memilih dasi:

  1. Seusaikan Bahan Dasi dengan Kegiatan

Anda mesti menyesuaikan bahan dasi yang hendak dipakai dengan kegiatan. Terdapat berbagai jenis bahan dasi seperti sutera, katun dan polyester. Saat kegiatan sehari-hari, anda bisa memilih dasi berbahan dari katun atau polyester. Namun bila hendak menghadiri acara formal, pakai dasi yang berbahan sutera. Tekstur halus pada sutera akan memberikan kesan elegan pada si pemakai.

Selain bahan jangan lupa lupa perhatikan kualitas kain, mungkin potongan pola atau jahitannya. Supaya terlihat rapih.

  1. Sesuaikan Ukuran Dasi dengan Tubuh

Alasan mengapa ukuran dasi perlu diperhatikan adalah sebab ukuran dasi dapat mempengaruhi tampilan anda. Umumnya lebar dasi berukuran 8 sampai 9 cm dan dengan panjang antara 130 hingga 150 cm.

Apabila anda memiliki postur tubuh besar, maka lebih baik memilih ukuran dasi yang juga lebar. Kalau anda mempunyai tubuh yang tidak begitu tinggi, supaya tidak terlihat kian pendek, kenakan dasi yang panjangnya lebih pendek. Begitu pula sebaliknya, bila postur tubuh kecil, pakai dasi kecil pula. Lalu jika bertubuh tinggi, gunakan dasi dengan ukuran panjang. Kemudian jangan sampai dasi anda menyentuh ikat pinggang, ya.

  1. Serasikan Warna dan Pola Dasi dengan Kemeja yang Dikenakan

Yang harus anda perhatikan adalah warna dan pola dasi. Pilih dasi yang warna dan motitnya serasi dengan kemeja yang anda pakai. Agar tidak terlalu membingungkan gunakan kemeja dengan setelan hitam putih. Sekalipun anda ingin bermain warna juga tidak masalah, supaya  penampilan terlihat berbeda dan lebih segar.

Tetapi anda tetap mesti berhati-hati dalam memilih warna serta polanya. Sesuaikan dengan warna kemeja dan dasi agar tidak terlihat kontras mencolok. Ada baiknya anda memilih cokelat, hitam, abu-abu, biru tua untuk warna kemeja gelap. Sedangkan warna-warna pastel untuk warna bernuansa soft. Buat polanya bisa pilih dengan pola garis diagonal besar atau kecil.

  1. Sesuaikan dengan Kulit Warna Anda

Warna kulit juga jangan ketinggalan untuk anda perhatikan. Sebab warna kulit bila berpadan dengan warna dasi dapat memberi efek cerah atau pucat. Bagi pemilik warna kulit yang cenderung gelap, baiknya anda menggunakan warna dasi cerah. Sebailknya, jika  warna kulit anda  cerah, anda bisa mengenakan dasi yang warnanya gelap—walaupun warna cerah dan soft sekalipun tetap cocok. Namun warna cerah dan gelap membikin penampilanmu tidak pucat.

 

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top
$(window).load(function() { // The slider being synced must be initialized first $('.post-gallery-bot').flexslider({ animation: "slide", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, itemWidth: 80, itemMargin: 10, asNavFor: '.post-gallery-top' }); $('.post-gallery-top').flexslider({ animation: "fade", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, prevText: "<", nextText: ">", sync: ".post-gallery-bot" }); }); });