Motivation

Pepatah Jawa Yang Bisa Jadi Motivasi

Masyarakat Jawa memang terkenal dengan sikapnya yang berbudi luhur, suka tolong menolong, dan hidup dengan penuh kedamaian. Mereka adalah masyarakat yang menjunjung kearifan lokal dan tentu saja menjunjung tinggi perilaku sosial untuk membantu orang lain. Banyak bukti yang menyatakann terkait perilaku luhur masyarakat Jawa, salah satunya adalah pepatah Jawa yang masih kita kenal pada hari ini. Dengan penuh rasa damai dan penuh cinta kasih, para leluhur atau sesepuh orang Jawa memberikan beberapa pepatah, yang dalam bahasa Jawa di sebut wejangan, untuk para generasi muda mereka. Pepatah ini menjadi sebuah motivasi yang kuat yang secara turun temurun menjadi batu pijakan dalam menjalani kehidupan. Banyak sekali pepatah Jawa yang jadi motivasi untuk anak muda. Khusunya yang dapat kita pelajari untuk kehidupan yang lebih baik. Berikut beberapa penjelasan singkat yang dapat memotivasi kehidupan kita sehari-hari.

Pepatah Jawa Yang Bisa Jadi Motivasi.2

Sponsor : perawatan wajah terbaik

  1. Ngunduh wohing pakarti

Salah satu pepatah Jawa yang cukup terkenal adalah ngunduh wohing pakarti. Pepatah ini bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah menuai budi pekerti. Apa maksudnya dari pepatah yang satu ini? Nah, pepatah ini mengajarkan bahwa kehidupan seseorang tidak akan jauh dari apa yang telah ia lakukan. Jika dalam kehidupannya seseorang melakukan beragam tindakan yang baik, tentu saja ia akan menuai hal yang baik yang dapat membahagiakan kehidupannya. Namun, jika ia melakukan perbuatan yang buruk dalam kehidupannya dan merugikan banyak orang lain, tentu saja ia akan mendapatkan balasan yang buruk. Oleh karena itu, orang Jawa selalu berpesan pada anak-anak mereka agar berhati-hati dalam bersikap dan bertutur kata dalam kesehariannya.

  1. Witing tresno jalaran seko kulino

Pepatah dari leluhur Jawa yang selanjutnya yang tentu saja bermakan sangat filosofis untuk kehidupan sehari-hari adalah witing tresno jalaran seko kulino. Ya, ini juga merupakan salah satu pepatah yang cukup familiar hingga kini. Apa makna daripada pepatah yang satu ini? Dalam bahasa Indonesia, pepatah ini diartikan sebagai cinta akan tumbuh karena terbiasa. Konteks cinta di sini tentu saja sangat luas tidak hanya terbatas pada jodoh. Dalam kaitannya dengan jodoh, seseorang yang saling mengenal dan berkomunikasi secara intens tentu akan merasakan cinta dengan mudah. Di sisi lain, pepatah ini juga bisa berarti kesungguhan dalam bekerja. Jika kita bekerja dengan sungguh hingga terbiasa, maka kita akan sangat mencintai pekerjaan kita dan bahagia saat melakukannya.

  1. Ojo gumunan

Pepatah Jawa yang satu ini tergolong singkat namun mengandung arti yang sangat dalam. Ojo gumunan dalam bahasa Indonesia berarti jangan mudah terheran-heran. Ya, ini adalah salah satu filosofi hidup orang Jawa yang masih dipertahankan hingga sekarang. Maksud dari pepatah ini adalah dalam hidupnya, tidak boleh bagi masyarakat Jawa mudah terheran-heran dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Misalnya, ada tetangga membeli mobil baru lantas kita bertanya bagaimana dia bisa membelinya, dan lainnya. Hal semcam ini tentu harus dihindari karena hanya akan membuat diri kita sendiri menjadi iri dan dengki yang jauh dari hidup tenang dan bahagia sesuai yang dicita-citakan oleh leluhur Jawa.

  1. Ojo aleman

Ojo aleman juga merupakan salah satu pepatah Jawa yang tergolong singkat. Namun, pepatah singkat ini memiliki makna yang begitu dalam dan dapat diamalkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Makna dari pepatah ojo aleman ini adalah jangan manja. Artinya adalah dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari, tentu saja kita harus terhindar dari sifat manja. Sifat manja ini merupakan salah satu sifat negative yang sebaiknya dijauhi karena hanya akan membuat orang lain membenci kita. Selain itu, sifat manja akan membuat seseorang menjadi terlihat rapuh dan tidak bersemangat dalam menjalani kehidupan. Ia akan cenderung mudah mengeluh daripada mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepadanya setiap hari. Nah, pepatah Jawa ini senantiasa mengingatkan kita bahwa hidup lebih indah untuk bersyukur daripada mengeluh.

  1. Urip iku urup

Pepatah Jawa lain yang cukup populer dan familiar di kehidupan sekarang yang merupakan wejangan atau nasihat dari leluhur Jawa terdahulu adalah urip iku urup atau hidup itu nyala jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Lantas, apa maksud dari pepatah yang satu ini? Nah, pepatah Jawa yang satu ini berarti bahwa kehidupan itu adalah nyala. Seseorang yang hidup sejatinya ia bertindak seperti lampu yang menyinari sekelilingnya. Tentu saja, menyinari sekeliling ini adalah dengan sesuatu yang baik. Orang Jawa selalu mengajarkan pada anak mereka untuk menjadi bermanfaat bagi sesama dengan cara saling tolong menolong dalam hal kebaikan.

Selain beberapa pepatah di atas, tentu masih banyak pepatah Jawa lain yang bisa Anda pelajari. Namun, beberapa contoh di atas setidaknya dapat membuat kita tahu akan kekayaan budaya Jawa yang mencerminkan pola hidup yang agung, luhur, dan berguna bagi masyarakat. Adanya pepatah Jawa tersebut dapat dijadikan sebuah nasihat dan petunjuk bagi kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari, terutama hidup di jaman modern seperti sekarang ini yang cenderung lebih bebas dalam segala hal.

1
50%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
1
50%
angry

Comments

comments

To Top
$(window).load(function() { // The slider being synced must be initialized first $('.post-gallery-bot').flexslider({ animation: "slide", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, itemWidth: 80, itemMargin: 10, asNavFor: '.post-gallery-top' }); $('.post-gallery-top').flexslider({ animation: "fade", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, prevText: "<", nextText: ">", sync: ".post-gallery-bot" }); }); });