Inspiration

Pelajaran hidup CEO Google tentang kecoa

Hari ini siapa yang tidak mengenal Google? Perusahaan mesin pencari berbasis internet ini mengawali bisnisnya di bidang search engine. Namun kini Google telah berkembang menjadi salah satu raksasa yang telah menacapkan kekuasaannya dengan berbagai karya inovasinya di bidang teknologi informasi. Bahkan Google disebut-sebut sebagai perusahaan yang memiliki sistem kerja terbaik di dunia. Tak heran bila untuk menjadi salah satu karyawan Google sulitnya minta ampun. Apalagi bagi orang-orang yang mampu menjabat sebagai pucuk pimpinan perusahaan ini. Sudah pasti mereka bukanlah orang sembarangan. Sundar Pichai sendiri dikenal sebagai seorang yang cerdas dan pekerja keras. Ia memulai karirnya di Google sebagai kayawan biasa dan kini ia berhasil menduduki jabatan tertinggi di perusahaan raksasa IT tersebut. Artikel ini akan menceritakan tentang pelajaran hidup CEO Google Sundar Pichai yang ia dapatkan dari seekor kecoa.

pelajaran hidup CEO Google

Sponsor – kezia skin expert

Seorang CEO Google mendapatkan pelajaran hidup tentang kecoa? Anda pasti bertanya-tanya. Ya, kecoa, salah satu serangga yang paling dibenci oleh kebanyakan orang. Kebanyakan orang akan menghindari keberadaan serangga tersebut. Namun justru karena adanya ketakutan orang-orang terhadap serangga ini, Sundai Pichar seorang CEO perusahaan Google mendapatkan inspirasi yang nantinya ia pegang teguh sebagai prinsip hidupnya. Apakah pelajaran hidup yang bisa ia dapatkan dari serangga menjijikkan seperti kecoa? Inilah kisahnya.

Kisah ini dimulai saat Sundar Pichai tengah makan malam di sebuah restauran. Di restaurant tersebut terlihat beberapa pengunjung lainnya yang tengah menikmati santap makan malam mereka dengan tenang dan nikmat. Namun tiba-tiba ketenangan suasana restauran tersebut menjadi kacau ketika seorang perempuan yang duduk tidak jauh dari nya berteriak histeris sambil berjingkrak-jingkrak.

Ternyata penyebab wanita tersebut berteriak-teriak dan berjingkrak histeris dikarenakan ada seekor kecoa yang hinggap dan merayap di bajunya. Ia terus menerus berteriak histeris dan berjingkrak-jingkar berusaha melepaskan diri dari kecoa tersebut. Akibat ia berjingkrak-jingkrak kecoa tersbeut merasa tidak nyaman dan kemudian terbang hinggap ke salah seorang teman wanita tersebut.

Alhasil teriakan histeris dan juga jingkrakan wanita pertama menular pada wanita kedua yang juga tidak kalah histerisnya berteriak sambil berjingkrak-jingkrak. Kini giliran wanita kedua yang akan melanjutkan drama teriakan histeris ulah usil kecoak nakal. Suasana pun menjadi heboh, semua orang khususnya para wanita ikut panik karena tidak ingin menjadi korban keusilan si kecoa.

Hingga akhirnya kecoa ini hinggap di pundak seorang pelayan restauran tersebut yang sama-sama wanita. Berbada dengan drama yang dipertontonkan para pengunjung restaurant, sang pelayan mengetahui kecoa hinggap di pundaknya, awalnya ia pun menunjukkan mimik wajah gugup dan akan panik. Namun kemudian ia mencoba menenangkan diri sambil menutup mata. Setelah dirasa cukup percaya diri, dengan tangannya ia meraih sungut kecoa dan melemparkannya keluar dari restauran.

Melihat perbedaan reaksi yang di tunjukkan oleh pelayan restauran dengan kebanyakan pengunjung yang sama-sama perempuan, membuat Sundar Pichai sedikit memicingkan mata dan berfikir dalam benaknya.

Apakah kecoa yang bertanggung jawab atas segala kehebohan para pengunjung restaurant tersebut? Kalau memang kecoa yang menjadi penyebab kehebohan tersebut mengapa reaksi berbeda mampu ditunjukkan oleh sang pelayan yang notabenenya juga sama-sama wanita seperti para pengunjung lainnya?

Artinya bukanlah kecoa yang menjadi faktor kehebohan 2 wanita dan para pengunjung lain. Melainkan ketidak mampuan kedua wanita tersebut dalam menghadapi kecoa. Meskipun kecoa memang binatang yang menjijikkan, namun, bagaimanapun dan sampai kapanpun kekoa akan tetap seperti itu. tidak akan pernah kecoa suatu saat akan berubah menjadi lucu dan menggemaskan. Jadi kuncinya ada pada reaksi atau penyikapan manusia terhadap kecoa tersebut, manusia memilih untuk tenang dan berfikir cerdas untuk mengatasi kecoa tersebut atau memilih untuk bersikap panik dan pada akhirnya membuat suasana menjadi kacau, keduanya ada di tangan manusianya.

Begitu juga dengan suatu permasalahan. Entah itu bos yang terlalu menuntut, rekan bisnis yang tidak kooperatif, karyawan yang malas, atau bahkan istri yang cerewet. Bagaimanapun dan sampai kapanpun yang namanya masalah tentu tidak mengenakkan. Namun bukan hal itu yang menjadikan segalanya kacau. Melainkan ketidak mampuan kita untuk mengatasi permasalahan tersebut. Yang pada akhirnya akan membuat kehidupan kita terganggu.

Jadi bukanlah bos yang terlalu menuntut, rekan bisnis yang tidak kooperatif, karyawan yang malas atau istri yang cerewet yang membuat kita terganggu. Justru yang membuat kita terganggu adalah ketidak mampuan kita mengendalikan situasi dan memikirkan pemecahan masalah secara tepat dan cepat lah yang menjadikan kita merasa terganggu.

Reaksi manusia terhadap suatu masalah lah yang menjadikan suasana berubah menjadi kacau atau tidak. Artinya sampai kapan pun juga masalah akan selalu datang pada hidup kita. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak mengalami permasalahan dalam hidupnya. Semua orang pasti mengalami permasalahan dalam hidupnya namun tidak semua orang yang mampu bersikap pelayan restaurant tersebut dalam mengatasi kecoa yakni menenangkan diri, mengendalikan situasi yang berkecamuk didalam hati, mengumpulkan segala sumber daya untuk mengatasi masalah tersebut. Hal inilah yang tidak banyak orang bisa melakukannya.

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top
$(window).load(function() { // The slider being synced must be initialized first $('.post-gallery-bot').flexslider({ animation: "slide", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, itemWidth: 80, itemMargin: 10, asNavFor: '.post-gallery-top' }); $('.post-gallery-top').flexslider({ animation: "fade", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, prevText: "<", nextText: ">", sync: ".post-gallery-bot" }); }); });