Motivation

Kebiasaan Buruk Karyawan Yang Dibenci

Kebiasaan Buruk Karyawan Yang Dibenci

Dalam dunia kerja, karyawan harus menunjukkan sikap dan berperilaku baik agar mendapatkan perhatian nilai lebih dari atasan. Tetapi ada juga karyawan yang mudah melakukan kebiasaan buruk dan ceroboh, sehingga mendapatkan perhatian khusu oleh atasan atau rekan kerja lainnya. Selama bekerja kebiasaan buruk karyawan yang dibenci oleh atasan harus kita hindari agar mudah diterima dan mendapat nilai tambah bagi kita. Hindarilah kebiasaan yang bisa membuat orang di lingkungan kerja kita marah atau tidak senang akibat kecerobohan yang sering dilakukan.

Sponsor: dr rochelle skin expert

1. Sering datang terlambat dan bolos kerja

Suka atau tidak suka, karyawan yang sering datang terlambat akibat alasan yang sepele tidak akan pernah mendapat perhatian lebih dari atasan. Mereka yang sering menyalahkan keadaan, menghindar dengan mengatakan bila dijalan sedang macet, hujan atau alasan yang tidak pas sangat mengganggu perhatian atasan untuk menilai baik. Bila Anda terlambat sekali atau dua kali, mungkin sangat wajar. Namun bila terlambat sudah menjadi kebiasaan rutin Anda maka buanglah. Tak hanya terlambat, kebiasaan suka bolos juga menjadi pertimbangan tersendiri bagi atasan Anda. Karyawan yang sering bolos sering menggunakan berbagai macam alasan untuk tidak pergi kerja, seperti  sedangn sakit atau keluarga yang sakit, kebanjiran,  mogok, dan sebagainya. Tak hanya atasan saja yang akan menilai kebiasaan bolos Anda, rekan kerja juga menjadi alasan mengapa Anda seharusnya tidak boleh membolos. Rekan kerja bisa menjadi pertimbangan atasan agar Anda tetap diterima bekerja.

2. Berpenampilan tidak sopan

Ketahuilah, penampilan mampu menunjukkan nilai social tersendiri. Pergi ke acara formal dengan menggunakan pakaian rapid an bersih merupakan symbol baik kepribadian Anda. Bila Anda pergi bekerja dengan pakaian lusuh, maka akan menunjukkan bila kepribadian Anda tidak professional dan berantakan. Banyak atasan sependapat bila melihat karyawan yang berpenampilan urakan atau tidak sopan menjadi nilai negative tersendiri.  Agar penampilan Anda terlihat baik, pastikan kumis dan jenggot Anda tercukur dengan rapi, kenakan pakaian kerja yang bersih dan rapi. Pastikan juga sepatu selalu bersih. Sementara bagi karyawan wanita, gunakan pakaian yang sopan, sesuai tuntunan pekerja professional. Jangan suka mengenakan pakaian minim yang  tidak nyaman dipakai. Hindari berdandang yang terlalu berlebihan.

3. Sering mengeluh tentang pekerjaan

Atasan tidak suka bila harus berurusan dengan karyawan yang sering mengeluh terutama mengeluh soal tugas dan tanggung jawab yang diberikan padanya. Beberapa karyawan yang suka mengeluh sering mengatakan sesuatu tentang apa saja dan siapa saja yang ada di tempat kerja, seperti mengeluhkan beban kerja yang padat, fasilitas kantor yang buruk, sampai cara berbusana rekan kerja. Kebiasaan mengeluh bisa mengarahkan karyawan tadi  ke perilaku negatif lainnya, seperti sikap sinis, suka menindas sesame karyawan, menyombongkan diri, suka menolak tugas atau menyebarkan gosip tentang perusahaan. Mengeluh akibat sering membawa urusan pribadi kedalam tempat kerja juga menjadi gangguan. Misalnya, mengangkat telepon pacar saat jam rapat penting dimulai, marah-marah karena putus dari pacar sehingga mengganggu karyawan lain.

4. Kurang inisiatif

Atasan bisa menilai seberapa pekanya seorang karyawan terhadap tugas yang diberikannya. Inisiatif yang tinggi menjadi penunjang agar atasan lebih senang pada pegawainya. Kurangnya kesadaran karwayan terhadap inisiatif dan kreativitas dalam bekerja bisa menjadi faktor buruk penilaian. Karyawan semacam ini tidak terlalu tanggap dalam melakukan apa saja sebelum ia mendapat perintah yang sangat spesifik. Bahkan hingga instruksi spesifik telah diberikan sekalipun, karyawan tersebut masih sering bertanya atau meminta bantuan rekan untuk mengerjakan tugasnya. Padahal sebaliknya, sikap inisiatif yang tanggap dari karyawan, sangat dinantikan agar mereka berusaha bagaiman membangun ide kreatif dan tetap cerdas dalam membangun kritik. Inisiatif yang tinggi menunjukkan bila seorang karyawan mampu bertanggung jawab atas semua yang diberikan termasuk usaha atau hal sekeculpun itu.

5. Melakukan banyak kesalahan dan sering ceroboh

Baik karyawan maupun atasan pasti pernah melakukan suatu kecerobohan dalam bertindak dan memutuskan suatu perkara dalam pekerjaa. Dan sudah merupakan kewajiban bagi karyawan untuk bekerja semaksimal mungkin. Tetapi, tugas dan instruksi yang tegas sudah selayaknya dipakai sebagai patokan agar kesalahan atau kecerobohan tidak terus-menerus terjadi. Sekali atau dua kali masih boleh melakukan kesalaha, tetapi usahakan untuk tidak melakukannya lagi dikemudian hari. Tidak menyesal setelah melakukan kesalahan merupakan tindakan fatal karyawan. Jangan pernah buat kesalahan yang menurut atasan tidak falid misalnya tidak membuat jadwal harian, tidak membersihkan ruang kantor, menyerahkan hasil tugas yang salah dan sebagainya.

6. Pura-pura sibuk dan tidak dapat menyelesaikan tugas

Saat atasan berharap lebih pada karyawan untuk bisa membantu segala tugasnya,jangan pernah sekali-kali membuat alasan yang tidak ada kaitannya, contoh soal yaikni berpura-pura sibuk. Karyawan seperti ini selalu membuat dirinya terlihat sibuk sehingga seolah-olah ada banyak tugas yang harus dikerjakan padahal ia sama sekali sedangn tidak melakukan pekerjaan produktif. Karyawan bijak akan berusaha menyelesaikan tugas dengan kehati-hatian dan konsentrasi penuh tanpa menunjukkan sikap penuh beban. Dan sebaliknya, bagi karyawan terlihat selalu sibuk di tempat kerja justru tidak akan bisa mendapatkan kesempatan lebih baik sesuai harapa atasan. Ia akan dianggap tidak professional dan hanya mementingkan tugasnya sendiri. Sementara tidak dapat menyelesaikan tugas dan membebankan pekerjaannya pada orang lain adalah sikap paling dibenci oleh atasan. Utarakan terlebih dahulu alasan mengapa Anda tidak bisa menyelesaikan tugas baik pada rekan dan atasan, agar mereka tahu bahwa tugas itu benar-benar membutuhkan bantuan.

7. Berisik dan tidak focus bekerja

Karyawan yang suka berisik di jam-jam tertentu membuat atasa tidak menyukainya.  Karyawan yang seenaknya berbicara keras saat menelepon, berisik dengan rekan lain saat rapat atau membuat suara yang tidak mengenakan bisa mengganggu konsentrasi rekan kerja di sekitarnya. Sedangkan gagal focus saat bekerja, mampu menimbulkan kesalahan tugas. Karyawan yang tidak folkus karena sakit atau kurang enak badan, lebih baik jelaskan dengan detail pada atasan agar ia mengerti. Jangan pernah simpan sendiri keluhan yang membutuhkan penangan khusus agar siklus hidup kerja menjadi lebih bermanfaat.

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top
$(window).load(function() { // The slider being synced must be initialized first $('.post-gallery-bot').flexslider({ animation: "slide", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, itemWidth: 80, itemMargin: 10, asNavFor: '.post-gallery-top' }); $('.post-gallery-top').flexslider({ animation: "fade", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, prevText: "<", nextText: ">", sync: ".post-gallery-bot" }); }); });