Gosip

Duka Chester Bennington, Benarkah Pria Lebih Rentan Depresi?

Duka Chester Bennington, Benarkah Pria Lebih Rentan Depresi

Duka terdalam baru saja menghampiri para personil Linkin Park dan penggemar setianya atas meninggalnya vokalis mereka, Chester Bennington yang dikabarkan bunuh diri. Benarkah pria lebih rentan depresi karena masalah berat yang ia alami? Banyak sumber masih menyebut kesimpang siuran tentang depresi baik yang dialami pria atau perempuan.

Duka Chester Bennington, Benarkah Pria Lebih Rentan Depresi?

Sponsor: dr rochelle skin expert

Chester Bennington dikabarkan mengakhiri hidupnya sendiri di usiannya yang masih produktif. Menurut sejumlah pnelitian, pria lebih rentan menalami depresi ketimbang perempuan. Walau demikian belum diketahui benar tidaknya, Benny Prawira, S.Psi., selaku ketua dari komunitas pencegahan bunuh diri Into The Light mengungkapkan jika pria  lebih rentang mengalami depresi karena banyak dari mereka lebih sulit untuk mengendalikan emosi seorang diri. Ditambah lagi keberadaan lingkungan yang kurang kondusif seolah memberikan ‘hukuman’.

Duka Chester Bennington, Benarkah Pria Lebih Rentan Depresi

Tak hanya orang biasa, depresi di kalangan selebriti juga bisa terjadi

Tak hanya itu, sebuah data menyebut jika jumlah pria yang melakukan tindakan bunuh diri ternyata jauh lebih besar ketimbang perempuan. Dari segi metode, mereka melakukan tindakan biasanya lebih mematikan sebab pria dikonstruksikan untuk menjadi agresif, berbeda dengan perempuan yang lebih memilih cara halus. Lebih lanjut Benny menyebut jika saat perempuan mengalami masalah, ia lebih mengutamakan jaringan teman untuk membantunya keluar dari masalah.

Saat kabar duka ini muncul atas kepergian Chester Bennington karena dikabarkan bunuh diri, membuat pakar kesehatan jiwa lainnya memberikan peringatan keras kepada semua kalangan termasuk para selebriti akan dampak dan bahaya rentannya depresi. Pakar kesehatan pun menyebut jika depresi bisa menyerang siapa saja.

Jill Harkavy-Friedman dari American Foundation for Suicide Prevention berpendapat bahwa seorang selebriti terkadang bisa tampak menyenangkan. Selain kaya, terkenal atau memiliki barang-barang mewah, sayangnya mereka bisa saja memiliki masalah dan memendam semua masalahnya sehingga muncul kondisi depresi hingga keinginan untuk bunuh diri. Lanjut Friedma bahwa sesungguhnya masalah mental bisa berpengaruh pada siapa saja tanpa memandang status dan kekayaan. Selebriti yang hidup mewah bisa mengalami depresi sehingga ia memilih obat-obatan atau alkohol.

Duka Chester Bennington, Benarkah Pria Lebih Rentan Depresi

Ciri-ciri seseoranag yang mengalami depresi berujung tindakan ekstrim

Selain vocalis Linkin Park, kasus serupa juga pernah dialami oleh sederet artis papan atas lainnya. Sebut saja kasus Robin Williams pada 2014. Theresia Buhse dari Long Island Crisis Center menyebut jika kasus depresi atau kejiwaan bisa berpotensi menganjam semua orang sehingga harus menjadi perhatian ekstra. Meskipun para selebriti tampak lebih bahagia, namun tidak dengan hatinya yang tidak semua orang mengetahui.

Pakar kesehatan dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera,  dr Andri, SpKJ, FAPM pun mengucap hal sama jika kecendurungan mengakiri hidup adalah awal dari depresi. Seseorang yang mengalami kondisi ini akan merasa putus asa, tak berdaya atau tidak sanggup melanjutkan kehidupannya. Karena begitu berbahayanya depresi, dr Andri pun berpesan bahwa masyarakat harus pandai memperhatikan adalah keberadaan teman, kerabat atau keluarga. Jika sebelumnya mereka tampak riang atau outgoing, namun tiba-tiba menjadi tertutup atau menarik diri dari pergaulan, ditambak tidak adanya lagi motivasi untuk terus bangkit melakukan kegiatan sehari-hari maka masalah ini sering ditemuka pada penderita depresi.

Duka Chester Bennington, Benarkah Pria Lebih Rentan Depresi

Benarkah dibanding perempuan, pria lebih rentan depresi karena stress?

Depresi memang bisa mengancam siapa saja termasuk para selebriti yang terlihat bahagia dan baik-baik saja. Namun benarkah pria lebih rentan mengalami depresi ketimbang perempuan? Beberapa ahli sepakat jika otak pria memiliki cara menghadapi tekanan masalah yang berbeda dengan perempuan. Pria umumnya dipandang lebih santai ketimbang perempuan yang suka berfikir berat, apa saja dan lama.

Studi ilmia dari jurnal Molecular Psychiatry terkait sel-sel otak perempuan jauh lebih peka pada hormon stress yakni corticotropin releasing factor atau CRF.  CRF adalah hormon yang membantu mengontrol reaksi tubuh pada stress. Tetapi peneliti lain dalam jurnal menyebuj jika perempuan lebih rentan alami stress hingga 2 kali lipat ketimbang pria. Namun, meski wanita lebih rentan alami stress, pria justru lebih rentan terkena depresi.

Perempuan memang cenderung mudah berubah suasana hatinya ketimbang pria karena kemungkinan akibat pengaruh hormon. Penelitian ilmiah memang mengungkap jika tingkat depresi, gangguan kecemasan atau stess perempuan memang dikatakan tinggi tetapi belum ada yang bisa jelaskan tentang perbedaanya secara biologis.

Pencerahan datang dari studi terbaru di Amerika Serikat dimana ada perbedaan emosi antara perempuan dan pria. Studi yang fokus hanya pasa hormon stress CRF yang berkaitan pada kejiwaan itu menyebut jika masalah jiwa yang berhubungan dengan stress sangat relevan secara biologis. Perempuan yang dua kali lipat bisa alami gangguan kecemasan akibat didalam sel otak perempuan sangat menyukai dosis CRF yang rendah ketimbang pria. Karena berkaitan erat dengan protein stress sel otak, membuat perempuan lebih sensitif pada perubahan hormon. Berebda dengan pria, dimana otaknya bisa mengurangi kadar protein, menghentikan pertumbuhan hormon terhadap pengikatan serta mengurangi dampaknya pada otak.

Cara terbaik melawan depersi bisa dengan mencari orang lain untuk meminta bantuan dan sarannya. Bisa juga dengan melakukan kegiatan positif seperti meditasi, menulis, olahraga atau liburan. Paling penting adalah dekatkan hati dan pirikan pada sang pencipta dan jauhi alkohol dan obat-obatan. Alkohol dan obat-obatan sejatinya hanya bisa menekan rasa depresi sementara waktu namun setelah tidak mengkonsumsinya lagi maka depresi bisa muncul jauh lebih berat. Kasus meninggalnya Chester Bennington bisa jadi pelajaran berharga untuk kita semua.

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top
$(window).load(function() { // The slider being synced must be initialized first $('.post-gallery-bot').flexslider({ animation: "slide", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, itemWidth: 80, itemMargin: 10, asNavFor: '.post-gallery-top' }); $('.post-gallery-top').flexslider({ animation: "fade", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, prevText: "<", nextText: ">", sync: ".post-gallery-bot" }); }); });