Tips Kesehatan

Cara Paling Efektif Untuk Mencegah Penularan HIV

Cara Paling Efektif Untuk Mencegah Penularan HIV

Sangat penting untuk kita tahu bagaimana cara paling efektif untuk mencegah penularan HIV pada orang yang sehat. Atau setidaknya Anda ikut berperan bagaimana mencegah wabah tersebut tidak terjaadi pada keluarga kita. Berikut informasi seputar cara mencegah penyebaran virus cukup berbahaya di masyarakat kita.

Sponsor: kezia skin expert

Seputar Penyakit HIV dan AIDS:

Penyakit HIV dan AIDS merupakan penyakit yang bisa membuat sistem kekebalan tubuh manusia menurun secara drastis. Meski sering diidentikan sama, banyak diantara masyarakat yang tidak bisa membedakan keduanya. Padahal dari segi medis, sudah jelah bagwa kedua penyakit ini sangatlah berbeda. HIV kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang umumnya menyerang organ di sistem kekebalan tubuh seperti sel T4 CD4+ makrofag dan sel dendritik. Virus ini akan merusak sel kekebalan tubuh baik langsung atau tak langsung. Penderitanya akan mengalami gejala dan kadang hanya terlihat gejala yang ringan. Sementara penyakit AIDS atau Aquired Immune Deficiency Syndrome adalah penyakit yang diakibatkan oleh penularan virus (bukan keturunan) penyebab AIDS dan sekaligus tahap akhir infeksi HIV. Menurut WHO, gejala infeksi HIV dibagi atas beberapa penjelasan seperti berikut;

Cara Paling Efektif Untuk Mencegah Penularan HIV

Gejala awal HIV

Gejala awal penyakit HIV ditandai setelah beberapa minggu paparan virus yang biasanya berlangsung selama 3-6 minggu atau paling lama 3 bulan. Virus ini bisa masuk melalui beberapa cara seperti tertusuk jarum penderita HIV atau hubungan sex dengan penderita HIV. Gejala penyakit ditandai dengan flu disertai demam, nyeri saat menelan ludah, batuk, lemas badan, diare dan pembesaran kelenjar getah bening. Umumnya gejaa akan berlangsung beberapa hari dan akan segera sembuh meski tanpa mengobatan. Namun, jika kondisi ini sudah terjadi, orang yang menderita bisa menularkan penyakit ke orang lain.

Gejala HIV stadium I

Pada stadium satu terjadilah fase awal yang disebut inveksi HIV asimtomatik namun bukan AIDS. Di fase ini pengidap masih terlihat normal dan tampak sehat sehingga banyak yang tak mengira jika ia terinveksi. Periode normal bisa terjadi 5-10 tahun tergantung sistem kekebalan pasien. Namun rata-rata pasien di stadium ini terjadi selama 7 tahun. Meski nyaris tanpa gejala, namun ada perubahan sedikit pada fisik misal pembesaran kelenjar di leher, lipatan paha atau ketiak.

Gejala HIV stadium II

Stadiun ke 2 membuat daya tahan tubuh pasien mulai melemah dan virus mulai memasuki membran mukosa kecil. Gejala yang dihasilkan beragam namun kebanyakat belum ditunjukkan sehingga banyak pasien yang tidak mengetahui. Gejala yang tampak berupa berkurangnya berat badan hingga 10% tanpa diketahui penyebabnya, infeksi saluran pernafasan atas seperti sinusitif, bronkhitis, radang tenggorokan atau radang telinga tengah. Gejala lainnya muncul herpes zoster berulang, radang mulut dan sariawan, gatal di kulit, munculnya ketombe yang luas dan tiba-tiba (dermatitis seboroik) dan infeksi jamur di kuku dan jari.

Gejala HIV stadium III

Gejala di fase ini dimulai dari infeksi primer dan cukup khas. Umumnya penderita akan mengalami rasa lemah dan banyak menghabiskan waktu di tempat tidur. Meski begitu, perlu pemeriksaan agar dugaan tepat. Gejala yang sudah sering dialami yakni penurunan berat badan, diare kronis lebih 1 bulan, demam terus menerus. infeksi jamur mulut (candidiasis oral), oral hairy leukoplakia, tuberkulosis paru, radang mulut akut, radang gusi, dan dari hasil tes darah menunjukkan penurunan sel darah putih, merah dan trombosit.

Gejala HIV stadium IV

Stadium terakhir HIV adalah ke empat atau stadium AIDS yang ditandai dengan munculnya pembesaran kelenjar limfa hampir diseluruh tubuh. Kemudian kondisi tubuh melemah drastis, mengalami HIV wasting syndrome atau badan menjadi kurus kering dan tidak bertenaga, mengalami pneumonia pneumocystis (batuk kering, sesak yang progresif, demam, dan kelelahan berat), infeksi bakteri (di paru, sendi, radang otak dan tulang), infeksi herpes simplex kronis, hingga mengalami Toxoplasmosis cerebral yaitu infeksi toksoplasma yang terjadi di bagian otak.

Cara Paling Efektif Untuk Mencegah Penularan HIV

Bagaimana cara mencegah penyebaran HIV?

1. Pahami cara penyebaran HIV

Anda tentunya membutuhkan banyak informasi seputar HIV dan cara penyebarannya. Namun yang jelas, penyebaran HIV bisa melalui darat, ASI, sperma atau sekresi vagina. Virus akan menyebar jika menginfeksi kulit yang terluka atau selaput lendir lain seperti hidung, mulut, kelamin, atau orga rektrum. Dan HIV bisa ditularkan melalui hubunga seks tanpa pengaman, oral atau anal. Penularannya antara kontak dengan cairan tubuh.

2. Jauhi alkohol dan obat-obatan

Kebanyakan orang memilih alkohol dan obat-obatan terlarang untuk memecahkan masalah. Namun menggunakan obat-obatan dengan infus atau jarum tak steril justru bisa memungkinkan penularan HIV lebih tinggi.

3. Berhubungan seks yang aman

Lakukan hubungan seks yang lebih aman termasuk penggunaan kondom. Perlunya menjalani tes HIV secara rutin dan praktekkan seks dengan lebih aman. Paling utama adalah diskusikan pada pasangan apakah ia memiliki sejarah penyakit sehingga mampu mencegah risiko penularan virus. Sementara untuk mencegah infeksi HIV bisa dengan meminum obat tenofovir ditambah emtricitabine bagi pasangan yang ingin berhubungan. Hanya saja obat tersebut sangat mahal.

4. Hindari berbagi jarum atau alat suntik

Jarum dan alat suntik lainnya adalah sarang yang mudah menularkan penyakit HIV dari pasien ke orang yang sehat. Jadi jika Anda ingin menggunakan atau mendapat jarus suntik dari medis, usahakan untuk meminta yang baru dan steril.

5. Hindarilah kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh

HIV bisa menularkan langsung melalui kontak cairan tubuh. Jadi hindari kontak dengan cairan tubuh agar terhindar dari penyebaran virus. Cairan tersebut berupa sperma, cairan vagina, lendir rektal, ASI, atau cairan lain seperti ketuban. Sementara bagi wanita hamil, lebih baik lakukan tes dan mencari bantuan medis sehingga pencegahan penyebaran HIV pada anak dapat terhindar.

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top
$(window).load(function() { // The slider being synced must be initialized first $('.post-gallery-bot').flexslider({ animation: "slide", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, itemWidth: 80, itemMargin: 10, asNavFor: '.post-gallery-top' }); $('.post-gallery-top').flexslider({ animation: "fade", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, prevText: "<", nextText: ">", sync: ".post-gallery-bot" }); }); });