Motivation

Belajar dari Kesuksesan Top Ittipat: Apa Saja yang Ia Lakukan Guna Mencapai Kesuksesan

Anda mengenal Top Ittipat? Ialah pengusaha sukses asal Thailand yang berhasil memasarkan produk camilan rumput lautnya “Tao Kae Noi” diberbagai Negara, termasuk Indonesia. Bisa dibilang dia pengusaha muda yang sukses. Bagaimana tidak, di usianya 21 sudah bisa membayar hutang keluarganya (12 milyar) hasil dari usahanya tersebut. Dan usia 26 tahun sudah  memiliki 2.500 karyawan. Produknya didistribusikan ke 27 negara di dunia. Ia bahkan memiliki perkebunan rumput laut di Korea Selatan. Pendapatannya mencapai Rp.450 milyar (2010). Masa sekolah, Top hanya seorang siswa biasa sama seperti teman-temannya. Bahkan juga bisa dibilang bukan termasuk siswa yang berprestasi disekolah juga saat kuliah. Tetapi apa yang membuat ia menjadi sukses sebagai pengusaha? Yuk kita belajar dari kesuksesan Top Ittipat ini. Agar kita menjadi termotivasi mengikuti jejak kesuksesannya.

belajar dari kesuksesan top ittipat

Sponsor: cream pemutih wajah

  1. Berangkat dari apa yang diminati

Top sudah tertarik dunia bisnis saat SMA. Saat itu dia menggeluti dunia bisnis game online dan bahkan sudah bisa membeli mobil hasil bisnisnya tersebut. Walaupun ayahnya menentang, tapi top tetap bersikukuh  untuk menjadi pengusaha. Sampai akhirnya Top bisa membuktikan kepada ayahnya kesuksesan dari minatnya.

  1. Keyakinan diri akan sukses yang tinggi

Setiap kali memulai usaha,  walaupun sebelumnya gagal TOP tidak pernah pesismis. Dia selalu membuat target dan selalu yakin jika targetnya akan tercapai. Ini yang membuat Top berani dalam membuat keputusan. Keyakinan ini yang juga membuat Top tidak pernah pantang menyerah. Salah satunya ketika ayahnya terlilit hutang dan mengharuskan untuk pindah ke Negara Cina. Top tidak mau ikut dan tetap melanjutkan usaha bisnisnya bersama pamannya. Karena ia yakin bisa sukses dengan caranya sendiri.

  1. Banyak hal yang dikorbankan

Perjalanan menuju sukses memang tidak mudah. Sudah banyak yang dikorbankan oleh Top. Seperti kesenangan, harus rela berpisah dengan orang tuanya, uang untuk bisnisnya, bahkan kuliahnya. Selalu ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan sesuatu.

  1. Belajar dengan pengamatan

Ternyata Top juga melakukan pengamatan. Bermula dari bisnis pertamanya (kacang goreng) yang tidak ramai pembeli. Ia berkeliling ke pasar-pasar untuk mengamati bagaiman ketika orang berjualan. Kemudian ia juga mencatat hasil pengamatan tersebut dalam buku kecilnya. Dari hasil pengamatan tersebut, TOP mendapatkan inspirasi untuk dipraktekan. Dan terbukti kacang gorengnya ramai pembeli, walupun akhirnya diusir oleh pihak management karena dianggap merusak bangunan mall.

  1. PANTANG MENYERAH dan SELALU MENCOBA kembali

Sudah banyak jatuh bangun yang dialami Top. Bermula dari bisnis game online yang ternyata ditengah perjalanan akunnya diblokir karena dianggap melakukan penyalagunaan. Kemudian jualan dvd, yang ternyata dvd-dvd yang dibelinya untuk dijual kembali rusak sehingga rugi. Tidak berhenti disitu, Top sampai tidak ikut kelas (kuliah) untuk jalan-jalan di suatu pameran alat. Dari situ ia ada ide untuk jualan kacang goreng. Ia membeli alat penggorengan, belajar dari tukang jualan kacang, mencoba berkali-kali untuk membuat resep kacang goreng yang enak. Akhirnya setelah menemukan, ia mulai buka di suatu mall. Bisnisnya sempat ramai, tapi tiba-tiba diusir oleh pihak management karena dianggap merusak fasilitas mall. Dalam waktu yang bersamaan, ayah TOP bangkrut dan terlilih hutang sehingga mengharusnkan keluarganya pindah ke Cina untuk memulai kehidupan yang baru. Tapi Top tetap tinggal bersama pamannya karena ingin melanjutkan bisnisnya tersebut. Sempat frustasi, kemudian dari temannya ia mendapatkan inspirasi untuk menjual camilan rumput laut. Ia harus memulai bisnisnya dari nol lagi. Menjual semua asset seperti computer, mesin penggorengan kacang untuk modal membeli rumput laut. Dan ternyata ketika digoreng tidak seenak yang dimakan waktu itu, padahal sudah berdus-dus yang digorengnya. Top membeli rumput laut lagi, juga masih saja tidak enak. Sampai akhirnya tidak senagja menemukan sisa 1 bungkus rumput laut yang habis terkena air, kemudian digorengnya dan ternyata rasanya gurih. Tapi rumput laut tersebut tidak bisa bertahan lama.  tidak kehabisan akal, Top mendatangi disebuiah universitas untuk mendapatkan solusi.

Top kembali membuka stand di mall, usahanya pun cukup ramai. Ketika sedang berada dimall membantu pamannya, orngtuannya telepon. Ia terpaksa bohong sedang tidak ada kuliah, karena sebenarnya top sudah tidak kuliah lagi. Ayahnya menyuruhnya untuk berangkat ke Cina. Ia juga diberitahu bahwa ayahnya mempunyai hutang sebesar 40 bath (12 milyar). Top kaget, apalagi sesampainya dirumah ia menemukan bahwa rumahnya akan disita oleh pihak bank. Dari situ Top berkeinginan mengembangkan usahanya agar dapat membayar hutang ayahnya. Dia mulai belajar dari materi yang didapatkan saat kuliah dulu bahkan sampai mengikuti pelajaran diluar kelas. Sampai akhirnya mendapatkan ide untuk memasukan rumput lautnya ke “Sev*n Elev*n” (salah satu minimarket terbesar). Produknya itupun ditolak karena tidak menjual dan harganya mahal. Kemudian dia mendatangi ahli desain untuk mendesainkan bungkus yang menarik. Dan ternyata berhasil, camilan tersebut diterima. Tapi syaratnya dalam 2 bulan harus mengirimkan  72.000 kemasan untuk di kirim ke 6000 cabang Sev*n Elev*n di 27 negara. Dan akan mendatangi pabriknya untuk dicek apakah layak. Top bingung karena selama ini, ia hanya berdua dengan pamannya yang menggoreng. Bagaimana bisa menghasilkan sebanyak itu selama 2 bulan. Ia berpikir harus membuat pabrik dan mencari karyawan lagi. Tapi dana terbatas, mencoa meminjam dana ke bank tidak disetujui karena secara usia masih 19 tahun dan ayahnya juga sedang terlilit hutang. Ia terpaksa menjual mobil dan aset2 yang tersisa. Singkat cerita, top berhasil membangun pabrik dan menambah karyawan. Dia berhasil menghasilkan sebanyak 72.000 kemasan . Tapi ketika saat pengiriman hamper saja ditolak, karena ditolak. Tapi dengan segala lobi dari Top, dus2 tersebut berhasil diterima. Sejak saat itulah usahanya mulai berkembang.

Dari kisah tersebut bisa diambil hikmah bahwa kesuksesan itu tidak instant. Banyak hal yang harus dikorbankan. Mengalami kegagalan berkali-kali itu pasti, tinggal bagaimana kita bisa bangkit dan mencoba kembali.

“jangan pernah menyerah bila kita mempunyai keinginan dan jangan pernah patah semangat apapun yang terjadi jika kita menyerah maka habislah sudah” –Top Ittipat.

 

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top
$(window).load(function() { // The slider being synced must be initialized first $('.post-gallery-bot').flexslider({ animation: "slide", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, itemWidth: 80, itemMargin: 10, asNavFor: '.post-gallery-top' }); $('.post-gallery-top').flexslider({ animation: "fade", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, prevText: "<", nextText: ">", sync: ".post-gallery-bot" }); }); });