Inspiration

Band kampung anak negeri, ubah citra negatif anak jalanan

Apa hal pertama yang terbayang di benak anda ketika mendengar kata tentang anak jalanan? Atau ketika mendengar kata pondok sosial? Sebagian besar dari kita pasti membayangkan anak-anak yang nakal, liar, dekil, susah diatur, dan dekat sekali dengan kerusakan moral seperti rokok, miras, bahkan narkoba. Begitu pula dengan kesan yang muncul pertama kali saat kita membayangkan liponsos atau lingkungan pondok sosial. Kebanyakan dari kita akan menyangka bahwa tempat tersebut tidak jauh berbeda dengan penjara anak yang dipenuhi oleh anak-anak nakal. Namun, di Surabaya terdapat satu band yang terdiri dari anak-anak jalanan yang tinggal di pondok sosial dengan nama kampung anak negeri. Band tersebut adalah band kampung anak negeri.

Band kampung anak negeri

Sponsor – cream perawatan wajah

Sejatinya, anak-anak terlantar dan juga fakir miskin akan dipelihara dan dijamin kesejahteraannya oleh negara. Hal inilah yang coba diterapkan oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini pada kota surabaya. sejak beberapa tahun yang lalu, Pemkot Surabaya melakukan pembenahan besar-besaran di setiap lingkungan pondok sosial yang mereka miliki. Gunanya untuk menampung anak-anak jalanan, anak-anak terlantar, gelandangan hingga para lansia yang ditelantarkan oleh keluarganya. Salah satunya adalah liponsos Kampung Anak Negeri yang berada di wonorejo, Surabaya ini.

Liponsos kampung anak negeri memang di dirikan khusus untuk membina anak-anak jalanan yang terlantar. Semua dilakukan demi masa depan anak-anak tersebut. Dalam pembukaan Dolly Saiki Fest, Risma menjelaskan bahwa semua yang ia lakukan bukanlah untuk kepentingannya pribadi. Melainkan untuk kepentingan masyarakat. Contohnya saja ia mendirikan liponsos kampung anak negeri, memerintahkan satpol PP untuk menangkap anak-anak jalanan dan membawanya untuk di bina di liponsos kampung anak negeri semata-mata agar anak-anak jalanan tersebut memiliki masa depan yang lebih cerah dibandingkan hanya sekadar mengemis atau mengamen di jalan raya.

Untuk itu liponsos kampung anak negeri pun di benahi mulai dari fisik hingga sistem pembinaannya. Dukungan dari Pemkot Surabaya sangat besar sekali bagi anak-anak yang ada di liponsos kampung anak negeri ini. Mulai dari memberikan penghidupan yang layak bagi mereka, mendorong mereka untuk dapat kembali ke bangku sekolah, hingga memberikan berbagai pelatihan bagi mereka. Salah satunya adalah kegiatan bermusik. Tidak hanya menyediakan instruktur musik bagi anak-anak liponsos kampung anak negeri, pemkot surabaya juga menyediakan seperangkat alat band lengkap untuk dapat digunakan oleh mereka untuk berlatih. Hasilnya, terbentuklah band D’Kans.

D’Kans merupakan kepanjangan dari kata Kampung Anak Negeri. Semua personil D’Kans berasal dari latar belakang anak jalanan yang saat ini tengah di bina di Liponsos Kampung Anak Negeri. Mereka sudah setahun belakangan ini terbentuk. Pada saat pembukaan Dolly Saiki Fest 2017, Bu Risma sempat memperkenalkan mereka kepada masyarakat umum bahwa mereka dulunya anak-anak jalanan yang ditangkap oleh satpol PP. Ada yang di tangkap di daerah demak, ada yang ditangkap di giant, dan masih banyak lagi. Namun setelah beberapa tahun di bina oleh liponsos kampung anak negeri, kini kehidupan mereka jauh lebih baik sebelumnya. Mereka menjadi piawai memainkan berbagai alat musik band. Bahkan mereka juga mampu menciptakan lagu sendiri dengan judul Kampung Anak Negeri. Lagu tersebut menceritakan bahwa anak-anak jalanan dan terlantar seperti mereka ternyata mampu memiliki masa depan sama dengan anak-anak pada umumnya, mampu memiliki cita-cita yang sama realistisnya dengan anak-anak lainnya. Lagu tersebut juga merupakan curahan rasa terima kasih mereka kepada Walikota dan Pemkot Surabaya yang telah membina dan memberikan mereka kesempatan sehingga bisa keluar dari kehidupan jalanan.

Lagu tersebut selalu mereka bawakan setiap ada event yang diadakan pemerintah kota surabaya. untuk jam terbang, mereka sudah tidak perlu diragukan lagi. Sudah sangat sering mereka tampil di depan walikota surabaya dan pejabat-pejabat yang lainnya. Karena memang di setiap event yang di adakan oleh pemkot surabaya, pasti mengundang band kampung anak negeri sebagai pengisi hiburannya.

Pada awalnya tidak mudah untuk membina dan membimbing anak-anak jalanan ini. Salah satu pengasuh di liponsos kampung anak negeri menuturkan bahwa, pada awalnya susah sekali mengatur dan membina anak-anak jalanan dan terlantar ini. Kebanyakan dari mereka tidak betah apabila dalam kesehariannya di liponsos harus disiplin waktu untuk mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri di sana. Mereka juga enggan untuk kembali ke sekolah. namun dengan dorongan serta ketelatenan para pengasuh di liponsos kampung anak negeri, anak-anak jalanan dan terlantar di sini pun akhirnya mau untuk kembali ke sekolah, dan juga dapat disiplin mengikuti kegiatan pengembangan diri di sini.

Hasil dari ketelatenan dan kesabaran para pengasuh liponsos kampung anak negeri inii seakan terbayar dengan banyaknya prestasi yang mampu diraih oleh anak-anak binaan liponsos  kampung anak negeri. Karena ternyata selain di bidang musik, mereka juga mendapatkan pengembangan diri di bidang selainnya sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dan satu per satu piala penghargaan pun berhasil mereka kumpulkan di berbagai bidang seperti bela diri, bersepeda, melukis, tinju dan lain sebagainya. semua piala yang mereka dapatkan menjadi bukti bahwa mereka telah mampu mengubah citra negatif anak jalanan dengan karya.

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top
$(window).load(function() { // The slider being synced must be initialized first $('.post-gallery-bot').flexslider({ animation: "slide", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, itemWidth: 80, itemMargin: 10, asNavFor: '.post-gallery-top' }); $('.post-gallery-top').flexslider({ animation: "fade", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, prevText: "<", nextText: ">", sync: ".post-gallery-bot" }); }); });