Gosip

Awas Kandungan Deterjen Dalam Pasta Gigi Anda Bisa Berbahaya

Awas Kandungan Deterjen Dalam Pasta Gigi Anda Bisa Berbahaya

Awas kandungan deterjen pasta gigi bisa berbahaya untuk kesehatan seperti apa yang diterangkan oleh para ahli. Penggunaan pasta gigi memiliki peran penting untuk membantu menjaga kebersihan dan sekesahan gigi, mulut, nafas dan gusi kita. Pasta gigi pun dirancang untuk membantu mengatasi maslaha pada gigi seperti pasta gigi khusus gigi berlubang, sensitif, pasta gigi untuk menghilangkan plak dan pasta gigi untuk memuthkan.

Sponsor: produk pemutih wajah

Disamping fungsinya untuk membersihkan gigi, pasta gigi hampir semuanya mengandung zat detergen. Kandungan detergen inilah yang sangat erat kaitannya dengan bahan pembersih. Kandungan detergen pada pasta gigi memang berfungsi sebagai pembersih, hanya saja ada tidak semua detergen tersebut baik untuk gigi. Bahkan bisa memicu masalah pada kesehatan. Jika sudah begitu, lalu mengapa masih ada bahan detergen dalam pasta gigi kita?

Salah satu jenis deterge yang biasanya umum digunakan dalam pasta gigi berupa detergen sodium lauryl sulfate atau sering disingkat SLS. Hampir sebagian besar produk pasta gigi yang beredar dipasaran mengandung detergen jenis SLS ini. Ciri teregen ini seperti muncul busa saat kita menyikat gigi. Fungsi dari detergen ini akan membantu mengangkat kototan atau sisa makanan yang menempel pada gigi. Selain itu, kandungan detergen SLS juga diklaim mampu memberikan warna putih pada gigi serta membuat mulut lebih segar dan bersih.

Adakah bahaya dibalik penggunaan detergen SLS ini?

Meskipun diklaim mampu membersihkan kotoran dan membuat mulut lebih fress, ada yang menyebut jika detergen jenis ini bisa menimbulkan dampak kurang baik pada gigi dan mulut. Beberapa dampak yang dihasilkan jika terlalu sering menggunakan pasta gigi dengan kandungan detergen jeni ini diantaranaya:

  • Menimbulkan luka pada gusi dan kulit

Seberapa seringkah Anda menemukan kulit mulut mengalami iritasi atau terluka? Beberapa orang pernah mengalami hal ini akibat dari pemakaian pasta gigi dengan bahan detergen. Bahkan ada yang menyebut jika kulit bisa terluka berkat kandungan detergen pasta gigi. Meskipun hanya terjadi pada sebagian kecil orang, detergen ini bisa memicu luka pada gusi dan kulit bagain dalam mulut.

  • Hilangnya lapisan flour gigi

Busa yang dihasilkan oleh detergen pada pasta gigi memang diyakini dapat membuat plak pada gigi terangkat. Namun sayangnya, pemakaian detergen yang terlalu berlebihan justru dapat membuat lapisan mineral flour terkikis dan bahkan sulit untuk dihasilkan kembali. Lapisan mineral fluor merupakan bagian terpenting dalam memperkuat gigi dari masalah lubang di permukaan gigi. Jika lapisan ini hilang, maka gigi jadi cenderung mudah berlubang.

  • Masalah pada jaringan lunak rongga mulut

Selain masalah pada lapisan gigi, deterge pasta gigi cukup bisa berpengaruh negatif pada jaringan lunak yang terdapat pada rongga mulut. Menurut jurnal kesehatan yang membahas terkait masalah gigi dan mulut menyebut bahwa pemakaian pasta gigi yang mengandung detergen dapat memicu munculnya sariawan, membuat lapisan kulit dalam mulut menjadi berlubang serta menimbulkan rasa nyeri. Berhati-hati dalam memilih pasta gigi memang dianjurkan untuk mereka yang sensitif terlebih sering mengalami iritasi pada mulut.

Lalu apakah kita tidak boleh menggunakan pasta gigi?

Memang tidak semua pasta gigi mengandung detergen. Bahkan banyak produk pasta gigi yang hanya memasukkan sekitar 0.5% detergen sehingga masih dapat dianggap aman untuk kesehatan. Langkah inilah yang sejak dulu dan hingga kini masih dilakukan oleh sebagian besar produsen pasta gigi. Dari dulu, banyak penelitian terhadap pasta gigi yang mengandung deterget telah dilakukan uji coba. Salah satunya ada pada Jurnal Kedokteran Gigi Norwegia yang diterbitkan pada tahun 1989 silam. Dalam jurnal tersebut menyebut bahwa zat sodium lauryl sulfate (SLS) adalah salah satu jenis detergen sintetis paling sering digunakan dalam pembuatan pasta gigi.

Detergen SLS mampu memberi efek busa saat digunakan sehingga membuat plak yang melekat pada gigi sedikit berkurang dan bersih. Hanya saja fungsi dari detergen ini bisa menurunkan fungsi mineral flour pada gigi sehingga membuat kemampuan gigi untuk mengembalikan lapisan flour yang berfungsi menutup lubang jadi tidak bekerja secara maksimal.

Serupa dengan Jurnal Kedokteran Gigi Norwegia, sebuah penelitian yang dilakukan pada 1996 dalam Jurnal Kedokteran Gigi Eropa juga menyebut hasil serupa dimana detergen SLS untuk pasta gigi bisa menimbulkan efek samping yang merugikan seperti masalah pada jaringan lunak rongga mulut. Dalam jurnal menguji 6 sempel pasta gigi dengan konsentrasi deterjen yang berbeda dan 1 pasta gigi tanpa kandungan deterjen.

Penelitian diperkuat lagi oleh Jurnal Penyakit Mulut terbaru yang terbit pada 2012 dimana penggunaan detergen jenis SLS bisa menimbulkan iritasi berupa lubang sariawan sekaligus membuat rasa nyeri makin tinggi dibandin pasta gigi tanpa  detergen SLS.

Jadi apakan pasta gigi yang mengandung detergen selain SLS juga berdampak buruk untuk kesehatan?

Seperti yang telah disebutkan diatas, pemakaian deterjen jenis SLS sering menyebabkan iritasi jaringan lunak pada mulut. Berbeda dengan detergen jenis cocoamidopropyl-betaine (CAPB) yang masih dianggap aman untuk mulut dan gigi. Sedangkan pasta gigi yang tidak mengandung detergen tidak akan menimbulkan iritasi pada mulut terutama jaringan lunak yang sering mengalami luka. Banyak produk pasta gigi saat ini yang mengandung detergen SLS meskipun kadarnya tidak disebutkan. Jadi lebih baik berhati-hati dalam memilih pasta gigi dengan kandungan detergen ini. Usahakan untuk melihat apakah pasta gigi Anda memiliki kadar SLS normal yakni dibawah 0.5%.

0
0%
like
0
0%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
0
0%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top
$(window).load(function() { // The slider being synced must be initialized first $('.post-gallery-bot').flexslider({ animation: "slide", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, itemWidth: 80, itemMargin: 10, asNavFor: '.post-gallery-top' }); $('.post-gallery-top').flexslider({ animation: "fade", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, prevText: "<", nextText: ">", sync: ".post-gallery-bot" }); }); });