Motivation

Bisahkan Orang Buta Warna Lolos Tes Kerja?

Bisahkan Orang Buta Warna Lolos Tes Kerja?

Berbicara soal tes buta warna, mungkin ada beberapa perusahaan yang memang mewajibkan melakukan tes untuk para calon pegawainya. Tes ini berguna untuk mengetahui sejauh mana kemampuan calon pekerja sehingga tidak mengganggu pekerjaan. Dan bisahkah orang buta warna lolos tes kerja?

Sponsor: kezia skin expert

Meski terlihat sederhana, namun gangguan penglihatan ini bisa dialami orang bahkan mereka yang hanya bisa melihat warna hitam dan putih saja. Namun perlu diketahui, buta warna sebenarnya ada banyak jenisnya. Inilah seluk beluk buta warna dan jenisnya.

Seluk beluk mata dan buta warna:

Didalam mata terdapat lapisan retina dengan 2 macam sel yang gunanya untuk menangkap cahaya. Sel batang dan sel kerucut, dimana sel batang sangat sensitif pada cahaya yang berguna saat berasa di ruang redup. Sementara sel kerucut jelas lebih akurat karena memiliki fotopigmen untuk bisa membedakan warna yakni warna dasar (merah, biru, dan hijau) dan warna kombinasi 3 warna dasar (kuning kombinasi warna merah dan hijau).

Penyebab buta warna adalah:

Kebanyakan buta warna terjadi akibat kelainan genetik dari orang tuannya. Jika buta warna hijau, maka gen yang mewarisi buta warna adalah kromoson X dan laki-laki paling banyak mengalami buta warna ketimbang wanita. Jika buta warna biru kuning maka terjadi kelainan autosomal. Semakin beda jenis buta warnanya maka semakin beda apa yang ia lihat. Ada 3 jenis buta wana yaitu buta warna hijau merah, buta warna biru kuning, dan buta warna total.

1. Buta warna hijau-merah (red-green color blindness)

Buta warna ini adalah paling sering ditemukan dan disebabkan akibat hilangnya atau terbatasnya fungsi sel kerucut merah (protan) atau hijau (deutran). Sementara jenis buta warna hijau adalah:

  • Protanomaly yaitu fotopigmen merah sel kerucut yang abnormal sehingga saat melihat warna merah, jingga, dan kuning maka akan terlihat lebih hijau.
  • Protanopia adalah fotopigmen merah sel kerucut yang tidak sedang berfungsi dengan sempurna atau total. Hasilnya saat melihat warna merah maka akan terlihat sebagai warna hitam. Bahwa beberapa warna seperti kuning, jingga, dan hijau bisa tampak seperti kuning.
  • Deuteranomaly adalah kelainan sel kerutut fotopigmen hijau yang mampu merubah warna hijau dan kuning terlihat merah, sehingga sulit membedakan warna ungu dan biru.
  • Deuteranopia yaitu fotopigmen hijau sel kerucut yang tidak berfungsi total sehingga menghasilkan warna merah menjadi kuning kecoklatan atau warna hijau menjadi warna cokelat pucat (beige).

2. Buta warna biru kuning (blue-yellow color blindness)

Jenis buta warna ini cukup jarang ditemukan dan akibat gangguan fotopigmen biru (tritan). Ada 2 jenis buta warna biru kuning, diantaranya:

  • Tritanomaly yaitu terganggunya fungsi sel kerucut biru yang menjadi terbatas dan termasuk yang langka. Hasilnya terlihat bahwa warna biru akan tampak lebih hijau sehingga menyulitkan kita untuk membedakan mana warna kuning dan merah dengan warna merah muda.
  • Tritanopia yaitu memiliki jumlah sel kerucut biru yang terbatas atau bahkan kurang. Buta warna jenis ini merubah warna biru menjadi tampak hijau dan kuning atau ungu.

3. Buta warna total (monochromacy)

Buta warna jenis ini membuat pasiennya sama sekati tidak bisa membedakan warna serta ketajaman penglihatan sehingga akan mempengaruhi gambar yang masuk. Ada dua macam buta warna total yaitu:

  • Monokromasi kerucut adala jenis buta warna yang disebabkan oleh  kegagalan fungsi 2 jenis sel kerucut. Padalah agar bisa melihat warna, dibutuhkan 2 jenis sel kerucut sehingga otak bisa membandingkan 2 macam sinyal berbeda. Satu jenis sel kerucut yang bekerja membuat warna tidak terlihat. Gangguan pada monokromasi tyaitu sel kerucut merah, hijau, dan biru.
  • Monokromasi batang adalah buta warna paling jarang dan paling berat dimana orang tidak memiliki sel kerucut dan hanya terdapat sel batang. Karena hanya ada sel batang sehingga yang tampah hanyalah hitam, putih dan abu-abu dan cenderung tidak nyaman saat berada di tempat dengan cahaya terang.

Cara dokter mendiagnosis jenis buta warna:

Pemeriksaan tes buta warna saat tes sangat penting sebab berkaitan dengan kemampuan membaca atau memasukkan informasi. Terutama jika Anda melamar pekerjaan sebagai ahli desainer, gambar, pilot, militer, pekerjaan medis, perancang tes dan saat melamar sebagai pegawa negeri ini sangat dibutuhkan. Karena kita tahu bahwa hampir seluruh perusahaan menginginkan pekerja sempurna dengan memiliki tingkat pendidikan, kemampuan bahkan kesehatan yang optimal. Oleh sebab itu banyak pekerjaan yang memang menuntut menggunakan ketajaman mata. Tak hanya itu, mencegah kemungkinan risiko kecelakaan kerja juga dapat diminimalisir. Sementara pada umumnya pemeriksaan buta warna harus dilakukan oleh dokter ahli dan paling sering meggunakan tes Ishihara yaitu buku yang berisi gambar atau angka tertentu, dan pasien akan diminta untuk membacanya.

Tes sederhana apakah Anda mengalami buta warna atau tidak:

Untuk mencoba apakah Anda mengalami buta warna coba ikuti tes sederhana berikut. Tes jenis ini paling sering dilakukan namun dengan banyak model pola.

  • Pra Tes

Bisahkan Orang Buta Warna Lolos Tes Kerja1

Cobalah mencari pola lingkaran, bintang, atau kotak pada gambar. Jika mengalami buta maka seharusnya dapat melihat pola lingkaran, bintang, atau kotak pada gambar

  • Tes Satu

Bisahkan Orang Buta Warna Lolos Tes Kerja?

Cobalah untuk mencari lingkaran, bintang, atau gambar kotak dalam 3 detik. Orang yang menderita buta warna seharusnya hanya melihat gambar kotak warna kuning sementara orang mata normal akan melihat gambar kotak kuning dan lingkaran cokelat yang agak kabur.

  • Tes Angka

Bisahkan Orang Buta Warna Lolos Tes Kerja?

Cobalah melihat angka berapa yang tertulis di gambar atas. Orang dengan mata normal akan melihat tulisan angka “42”.

1
33%
like
1
33%
love
0
0%
haha
0
0%
wow
1
33%
sad
0
0%
angry

Comments

comments

To Top
$(window).load(function() { // The slider being synced must be initialized first $('.post-gallery-bot').flexslider({ animation: "slide", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, itemWidth: 80, itemMargin: 10, asNavFor: '.post-gallery-top' }); $('.post-gallery-top').flexslider({ animation: "fade", controlNav: false, animationLoop: true, slideshow: false, prevText: "<", nextText: ">", sync: ".post-gallery-bot" }); }); });